22 February 2009

Christian Evander Makal


Puji TUHAN, ibu Tuti Makal tlh melahirkan Putra pertama (Christian Evander Makal) pd: Ming, 220209, pkl. 10.30, berat 2,7 Kg, panjang 47 Cm di Suster Tedja Bdg

18 February 2009

Ujian Akhir MCL


Pdt. Dr. Yakob Tomatala, D.Miss;
Pdt. Taru Nugroho;
Pdt. Robby Pessiwarisa;
Sonny.
Taru berfoto bersama seusai menghadiri kelas khusus persiapan ujian akhir Program Eksekutif Master of Christian Leadership (MCL). Hadir juga teman lama saat kuliah di IFTK Jaffray Ujung Pandang, sdr Sonny melayani sebagai staff pengajar di STT Makale dan sedang mengambil program Doktoral di IFTK Jaffray Jakarta.
Seperti apakah MCL itu?
Program Eksekutif
"Equipping Leaders With Quality and Transformational Spirit."
Dasar Program Eksekutif
Program Eksekutif Institut Filsafat Theologi dan Kepemimpinan (IFTK) Jaffray Jakarta adalah rancangan studi bekerjasama dengan Program Riset YT Graduate School (YTGSL) IFTK Jaffray, yang merupakan suatu upaya untuk menjawab tuntutan kebutuhan dan tantangan perubahan global dalam segala bidang kehidupan.
Meresponi kondisi ini, Program Eksekutif dirancang untuk menopang Gereja-gereja melengkapi para pemimpin, dan atau calon pemimpin dari semua aras serta berbagai kategori dalam pelayanan Kristen, antara lain; pemimpin organisasi (gereja, sosial, kelompok karya, politik dan sebagainya) kaum awam, kelompok pebisnis dan kaum Professional, sehingga menjadi pemimpin Kristen yang kompeten, yang dapat memikul tanggung jawab kepemimpinan pada skala lokal, regional, nasional bahkan internasional.
Fokus
"Quality Leader with Excellent Spirit."
Profil Program Eksekutif
Program Eksekutif dirancang sedemikian rupa untuk menyiapkan peluang belajar dengan fleksibilitas tinggi bagi semua peserta didik (mahasiswa/i). Program ini dibangun sebagai suatu paket pembelajaran yang menyentuh aspek-aspek
  • Spiritual, sebagai landasan bagi etika-moral Kristen yang teguh (integritas diri);
  • Kognitivitas, sebagai landasan membangun pengetahuan yang komprehensif dan khas lebih (capacity);
  • Afektivitas, sebagai dinamika penghayatan, membangun nilai-nilai Kristen yang kuat (value incorporated); serta
  • Psikomotoris, sebagai landasan membangun keterampilan dan kecakapan memimpin dari sisi sosial (sociability) dan teknis (managerial) yang tinggi (leadership capability),

untuk menjadi pemimpin KOMPETEN yang dapat memimpin dengan baik, benar serta optimal yang berhasil.

Kurikulum MCL

Pengantar Kepemimpinan; Teori Kepemimpinan; Teori Pengembangan Kepemimpinan; Manajemen Perencanaan Strategis; Manajemen Kualitas Total; Kepemimpinan Kristen; Manajemen Pengembangan Kompetensi Pemimpin Kristen; Manajemen Pengembangan Organisasi Gereja; Manajemen Pengembangan Sikap Entrepreneur Kristen; Manajemen Visi Kepemimpinan Kristen; Manajemen Perubahan; Manajemen Implementasi Strategi Taktik Memimpin; Manajemen Konflik; Etos Kepemimpinan Yesus Kristus dll.

Informasi lebih lanjut bisa menghubungi:

Alamat Kampus Belajar

IFTK Jaffray Jakarta, Jl. Jatinegara Timur II No. 35, JAKARTA TIMUR 13350 Telp. 021 8570986

Program Riset YTGSL-IFTK Jaffray, Jl. Bima Duta II No. 7, Bima Duta, Kota Legenda Lambang Sari-Tambun BEKASI TIMUR.

Disadur dari: Brosur Program Eksekutif Master of Christian Leadership IFTK Jaffray Jakarta.

Manajemen Konflik Dalam Keluarga

Penulis: Pdt. Taru Nugroho, S.Th., S.M.G.

Di tengah situasi seperti sekarang ini, sering kita mendapati orang menjadi cepat marah, mudah tersingguh bahkan melakukan tindakan yang tidak manusiawi. Konflik antar pribadi dalam suatu komunitas secara khusus dalam satu keluarga menjadi hal yang biasa kita lihat sehari-hari. Sulit rasanya jika kita harus menghindari konflik karena harus ada sesuatu yang dikorbankan tanpa ada penanganan secara bijaksana terhadap konflik tersebut. Bagaimana kita menangani konflik dalam keluarga secara bijaksana. Berikut ini kita akan belajar menangani konflik dalam keluarga lewat kasus yang terjadi pada diri Ishak dalam Kejadian 25:19-34; 27:1-40; 33:4.

I. Sumber Konflik.

Sumber konflik yang dihadapi Ishak adalah Komunikasi yang kurang harmonis dalam rumah tangga.

II. Tahap-tahap Terjadinya Konflik.

  • Berawal dari sejak kedua anaknya ada dalam kandungan. Mereka saling bertolak-tolakan, Kej. 25:22.
  • Perlakuan yang diskriminatif orang tua (Yakub selaku ayah lebih suka kepada Esau dan Ribka sebagai ibu lebih menyukai Yakub) terhadap kedua anaknya, Kej 25:28.
  • Kelicikan Yakub, berakibat Esau menjual hak kesulungan, Kej 25:29-34 dan berakibat Ishak salah memberikan berkat, Kej 27:27-29.
  • Kelicikan Ribka, mempengaruhi Yakub supaya mengelabui Ishak, Kej 27:5-17.
  • Kecerobohan Esau, mengakibatkan hak kesulungannya jatuh ke tangan Yakub, Kej 25:29-34. Berkat yang semestinya diterima oleh Esau beralih ke tangan Yakub, Kej 27:27-29.
  • Kecerobohan Ishak, terlambat memberikan berkat, keburu matanya kabur, Kej 27:1-4. Sempat ragu terhadap siapa orang yang akan diberkati tetapi tetap memberkati, Kej. 27:18-19.
  • Terjadilah kesalahan fatal, berkat yang semestinya diterima oleh Esau menjadi milik Yakub, Kej 27:27-29.  Inilah yang akhirnya menjadi pemicu terjadinya konflik sehingga Esau kecewa terhadap Yakub, Kej 27:36.

III. Penyelesaian Konflik/Managemen Konflik.

  • Ishak menyadari kekeliruannya, Kej 27:30-34.
  • Ishak berusaha konsisten dengan keputusan yang telah diambilnya. Yakub memperoleh berkat dan logistik, Kej. 27:37.
  • Ishak berusaha membesarkan hati Esau untuk menerima konsekuensi dari kesalahan yang telah terjadi dan menjadikan bahwa kalau Esau berusaha dengan sungguh maka kuk tersebut akan terlepas, Kej 27:39-40.
  • Esau akhirnya berdamai dengan Yakub, Kej 33:4.

IV. Kesimpulan.

Dalam kehidupan rumah tangga, harus dibangun suatu komunikasi yang harmonis.  Masing-masing anggota keluarga harus peduli terhadap anggota keluarga yang lain sehingga bisa mengerti apa yang menjadi kebutuhan/keinginan masing-masing.  Perlakuan yang diskriminatif terhadap anggota keluarga hendaknya dihindari karena hal tersebut hanya akan menimbulkan terjadinya rasa iri hati/rencana-rencana jahat yang berdampak pada rusaknya kerukunan dalam rumah tangga.  Kerukunan dalam rumah tangga tidak dibagun hanya dalam sesaat maka perlu kerja keras dan kerja sama semua anggota keluarga untuk mewujudkannya.

Profile Taru Nugroho


Taru nugroho