Penulis: Pdt. Taru Nugroho, S.Th., S.M.G.
Di tengah situasi seperti sekarang ini, sering kita mendapati orang menjadi cepat marah, mudah tersingguh bahkan melakukan tindakan yang tidak manusiawi. Konflik antar pribadi dalam suatu komunitas secara khusus dalam satu keluarga menjadi hal yang biasa kita lihat sehari-hari. Sulit rasanya jika kita harus menghindari konflik karena harus ada sesuatu yang dikorbankan tanpa ada penanganan secara bijaksana terhadap konflik tersebut. Bagaimana kita menangani konflik dalam keluarga secara bijaksana. Berikut ini kita akan belajar menangani konflik dalam keluarga lewat kasus yang terjadi pada diri Ishak dalam Kejadian 25:19-34; 27:1-40; 33:4.
I. Sumber Konflik.
Sumber konflik yang dihadapi Ishak adalah Komunikasi yang kurang harmonis dalam rumah tangga.
II. Tahap-tahap Terjadinya Konflik.
- Berawal dari sejak kedua anaknya ada dalam kandungan. Mereka saling bertolak-tolakan, Kej. 25:22.
- Perlakuan yang diskriminatif orang tua (Yakub selaku ayah lebih suka kepada Esau dan Ribka sebagai ibu lebih menyukai Yakub) terhadap kedua anaknya, Kej 25:28.
- Kelicikan Yakub, berakibat Esau menjual hak kesulungan, Kej 25:29-34 dan berakibat Ishak salah memberikan berkat, Kej 27:27-29.
- Kelicikan Ribka, mempengaruhi Yakub supaya mengelabui Ishak, Kej 27:5-17.
- Kecerobohan Esau, mengakibatkan hak kesulungannya jatuh ke tangan Yakub, Kej 25:29-34. Berkat yang semestinya diterima oleh Esau beralih ke tangan Yakub, Kej 27:27-29.
- Kecerobohan Ishak, terlambat memberikan berkat, keburu matanya kabur, Kej 27:1-4. Sempat ragu terhadap siapa orang yang akan diberkati tetapi tetap memberkati, Kej. 27:18-19.
- Terjadilah kesalahan fatal, berkat yang semestinya diterima oleh Esau menjadi milik Yakub, Kej 27:27-29. Inilah yang akhirnya menjadi pemicu terjadinya konflik sehingga Esau kecewa terhadap Yakub, Kej 27:36.
III. Penyelesaian Konflik/Managemen Konflik.
- Ishak menyadari kekeliruannya, Kej 27:30-34.
- Ishak berusaha konsisten dengan keputusan yang telah diambilnya. Yakub memperoleh berkat dan logistik, Kej. 27:37.
- Ishak berusaha membesarkan hati Esau untuk menerima konsekuensi dari kesalahan yang telah terjadi dan menjadikan bahwa kalau Esau berusaha dengan sungguh maka kuk tersebut akan terlepas, Kej 27:39-40.
- Esau akhirnya berdamai dengan Yakub, Kej 33:4.
IV. Kesimpulan.
Dalam kehidupan rumah tangga, harus dibangun suatu komunikasi yang harmonis. Masing-masing anggota keluarga harus peduli terhadap anggota keluarga yang lain sehingga bisa mengerti apa yang menjadi kebutuhan/keinginan masing-masing. Perlakuan yang diskriminatif terhadap anggota keluarga hendaknya dihindari karena hal tersebut hanya akan menimbulkan terjadinya rasa iri hati/rencana-rencana jahat yang berdampak pada rusaknya kerukunan dalam rumah tangga. Kerukunan dalam rumah tangga tidak dibagun hanya dalam sesaat maka perlu kerja keras dan kerja sama semua anggota keluarga untuk mewujudkannya.
No comments:
Post a Comment